Belajar Dari Trump Dan Kim: Katanya Mustahil Bertemu, Nyatanya Bisa Bertemu

Kamis, 13 Juni 2019 | 13:55

Penulis berkewarganegaraan Australia, Raymond Ferguson meluncurkan buku berjudul Korea's Struggle For Safeguarding The Independence di Aula Jaya Suprana School of Performing Arts

Penulis berkewarganegaraan Australia, Raymond Ferguson meluncurkan buku berjudul "Korea’s Struggle For Safeguarding The Independence" di Aula Jaya Suprana School of Performing Arts, di Malla of Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta, Rabu malam (12/6).

Acara tersebut digelar dengan kerjasama Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea dan Jaya Suprana School of Performing Arts.

Sebagaimana judulnya, Raymond dalam bukunya mengulas tentang sejarah panjang Semenanjung Korea saat menjadi satu negara hingga kini menjadi Korea Utara dan Korea Selatan.

Cerita Raymond berlanjut sampai pada saat ini di tengah krisis nuklir antara Korea Utara dan Amerika Serikat yang saling merasa terancam.

Dalam sambutannya, Raymond menyebut ada satu titik terang baru dalam upaya mengakhiri krisis Semenanjung Korea. Yaitu, ketika Presiden AS, Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, bertemu di Singapura tahun lalu.

“Banyak pihak menganggap pertemuan tersebut mustahil untuk terjadi, tetapi kenyataannya Presiden Donald Trump dan Pemimpin Kim Jong-un bertemu di Singapura,” ujar Raymond.

Raymond mengaku punya kekaguman tersendiri kepada Korea. Utamanya Korea Utara yang tengah memperjuangkan perdamaian di Semenanjung Korea setelah dianggap mengancam keamanan melalui fasilitas nuklirnya.

“Mengapa saya senang dengan Korea, karena ada perjuangan panjang untuk menciptakan kedamaian di Semenanjung Korea,” kata dia menjawab pertanyaan budayawan Jaya Suprana.

Hadir dalam peluncuran buku itu, Duta Besar Republik Rakyat Demokratik Korea untuk Indonesia, An Kwang Il, dan Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Teguh Santosa, serta Rektor Universitas Bung Karno (UBK) Soenarto Sardiatmadja.

Dubes An mengatakan, dirinya sependapat dengan Raymond, bahwa pertemuan Donald Trump dan Kim Jong Un adalah sejarah baru dalam mewujudkan perdamaian Semenanjung Korea. “Pertemuan pemimpin kami Kim Jong Un di Singapura merupakan sejarah baru dalam perjalanan untuk menciptakan kedamaian di Semenanjung Korea,” kata An Kwang Il.

Klik di sini

Artikel Lainnya

Booknesia dan JMSI Teken MoU, Dukung Buku Sebagai Mahkota Wartawan

Sabtu, 01 Maret 2025 | 06:01

Booknesia. Organisasi perusahaan pers Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) dan perusahaan penerbitan Booknesia telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) penerbitan buku yang diproduksi oleh JMSI di ...


Pojok Baca Digital PWI Dilengkapi Dua Buku Karya Ketum JMSI

Jumat, 17 Mei 2024 | 17:10

Jakara. Dua buku karya Teguh Santosa yang berjudul "Perdamaian yang Buruk, Perang yang Baik" dan "Buldozer dari Palestina" kini melengkapi Pojok Baca Digital di kantor Persatuan Wa ...


Ketua KPK: Perdamaian Didorong Kepentingan dan Keinginan untuk Nyaman

Selasa, 19 September 2023 | 10:37

BN. Judul buku kumpulan wawancara dengan sejumlah duta besar negara sahabat yang ditulis wartawan senior Teguh Santosa bagi sementara kalangan terasa tidak biasa: "Perdamaian yang Buruk, Perang y ...


"The reading of all good books is like a conversation with the finest minds of past centuries."

- Rene Descartes