Inisiasi Budaya Literasi Kota Binjai Berawal dari Pasutri yang Buka Lapak Baca
Jumat, 25 Januari 2019 | 17:55
Pegiat Literasi Komunitas Binjai Kota Cerdas (KBKC) Muhammad Irfan Syahputra mengatakan ada tujuh literasi saat ini.
Dimulai dari baca, tulis, angka, sains, kewarganegaraan, digital, pemanfaatan Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK).
Menjadikan masyarakat melek ketujuh literasi yang ada inilah yang menjadi tujuan berdirinya KBKC di Kota Binjai.
KBKC berawal dari sepasang suami istri yang membuka lapak baca di Lapangan Kota Binjai. Mereka budayawan yang membawa tanggung jawab amanah pada Deklarasi Binjai Membaca pada 2016 oleh pemerintah setempat. Sebagai tanggung jawab moral, sejak Februari 2016 lapak baca konsisten berdiri seiring dengan terbentuknya KBKC.
"Berawal dari sana, kita mencoba inisiasi pelatihan sederhana kelas menulis.Dari sini, kita bertemu beberapa orang yang sudah menghasilkan satu karya buku. Sejauh ini sudah ada enam buku berupa antologi cerpen dan puisi dan novel yang kita fasilitasi untuk diterbitkan," kata Irfan.
Selain itu, KBKC juga mengadakan kegiatan Binjai berpuisi dan mendongeng. Dikatakan Irfan, semua kegiatan ini adalah sebagai wujud apresiasi mereka ketika apa yang mereka buat diakui dan bisa menarik orang lain.
Mereka juga mengadakan Binjai Berliterasi untuk Negeri. Yaitu, bazar buku selama satu minggu dan mengadakan berbagai perlombaan anak-anak SD, SMP dan SMA.
Pada Bulan Oktober 2018, mereka bekerja sama dengan pemerintah kota dengan memberdayakan Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK) membuat kampung literasi di tujuh kelurahan. Setiap minggunya, di sana, tersedia lapak buku dan ragam permainan tradisional.
"Kita mengajak masyarakat untuk bisa peduli literasi dari semua aspek. Literasi akhirnya menjadi pegangan kita bagaimana hidup dengan memiliki karakter. Yang muncul adalah kehidupan lalu di mana anak-anak bisa bermain dan berkumpul. Kolaborasi di desa-desa harus kembali. Kita mencoba mengembalikan hal yang positif dari masa lalu," terang Alumni Komunikasi Universitas Muhammadiah Sumatera Utara ini.
Hingga kini, dikatakannya, hubungan KBKC dengan Pemerintah Kota Binjai terus berjalan dengan baik, "Tetapi tidak memosisikan di bawah mereka. Kita selalu berkolaborasi. Namun, ruang gerak kami tidak dibatasi."
Kegiatan pelatihan literasi hingga kini terus dilakukan oleh KBKC rutin setiap minggunya yang dihadiri oleh 20 orang dari berbagai kalangan. Mereka selalu memiliki topik pembahasan yang bergama mulai dari menulis cerpen, puisi, slide desain power point hingga latihan daring.
"Saya, di KBKC, ingin membuat akademi relawan karena mahasiswa di sini cenderung memilih berorganisasi di luar kampus. Kami tentunya ingin memberdayakan mereka. Saya berharap, anak KBKC bisa total belajar. Tidak hanya setengah-setengah. Dia melakukan sesuatu total. Apa yang bisa kita kasih, ya, kasih saja," katanya.
Ada Perkembangan
Awalnya, lapak buku di Kota Binjai didirikan atas dasar miris melihat minat baca masyarakat yang tergolong rendah. Dibuka pertama kali sejak 2016, Pegiat Literasi Komunitas Binjai Kota Cerdas (KBKC) Muhammad Irfan Syahputra mengatakan budaya membaca, kini, sudah ada perkembangan.
"Sederhananya begini, Minggu pagi di tanah lapang ramai, sayang, jika ana-anak hanya ikut orangtuanya senam. Sekarang, mereka bisa duduk di lapak baca. Buku di sana juga kadang tidak dijaga.Kalaupun hilang, ya, kalau hilang untuk dibaca kenapa takut. Responnya bagus, banyak yang mau berdonasi buku," katanya.
Kini, KBKC berfokus mengumpulkan penulis untuk bisa berbuat bersama. Harapan besarnya, mereka ingin menghadirkan bahan bacaan dari penulis Binjai sendiri.
"Harapan Pak Wali, bahkan, buku-bukunya bisa diterima di sekolah-sekolah yang ada di Binjai. Ya, kita tentunya akan berusaha ke sana," katanya.
Artikel Lainnya
Booknesia dan JMSI Teken MoU, Dukung Buku Sebagai Mahkota Wartawan
Sabtu, 01 Maret 2025 | 06:01
Booknesia. Organisasi perusahaan pers Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) dan perusahaan penerbitan Booknesia telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) penerbitan buku yang diproduksi oleh JMSI di ...
Pojok Baca Digital PWI Dilengkapi Dua Buku Karya Ketum JMSI
Jumat, 17 Mei 2024 | 17:10
Jakara. Dua buku karya Teguh Santosa yang berjudul "Perdamaian yang Buruk, Perang yang Baik" dan "Buldozer dari Palestina" kini melengkapi Pojok Baca Digital di kantor Persatuan Wa ...
Ketua KPK: Perdamaian Didorong Kepentingan dan Keinginan untuk Nyaman
Selasa, 19 September 2023 | 10:37
BN. Judul buku kumpulan wawancara dengan sejumlah duta besar negara sahabat yang ditulis wartawan senior Teguh Santosa bagi sementara kalangan terasa tidak biasa: "Perdamaian yang Buruk, Perang y ...